Kali ini saya hanya ingin berbagi sebuah celetukan istimewa dari seorang kawan yang luar biasa. Bagi yang tidak berani untuk membaca, saya doakan suatu saat nanti Anda akan mau belajar untuk merenung. Tangga ini terus menanjak. Kecuramannya mulai berfluktuasi seiring dengan dinamika yang tampak di sekitaran. Berkali-kali kita diberi kesempatan untuk tetap hidup "istimewa", namun tanpa sadar berkali-kali pula kita melenggangkannya dengan sia-sia. Coba tengok berapa umur kita saat ini? Angka terus bertambah, kesempatan hidup tentunya semakin berkurang. Ekstrim memang ketika harus menyatakan sebuah kerisauan tentang sisa kesempatan itu. Namun inilah realitanya. Terkadang kita terlena oleh beragam ucapan selamat ulang tahun dan limpahan hadiah dari kerabat, namun sadar atau tidak bahwa itu hanyalah bumbu dalam sebuah perayaan, bukan bintang utama yang seharusnya tampil dalam momen baik hidup kita. Kita sebenarnya adalah orang-orang yang beruntung ketika selalu dibayangi keres
Hari-hari yang lalu sempat saya dikejutkan oleh beberapa pesan singkat berisi pertanyaan-pertanyaan yang sedikit memutar otak dan menjulingkan mata sebagai ekspresi keanehan. Dari mulai bertanya tentang apa makna hidup, bagaimana rasanya dikucilkan, hingga pertanyaan “konyol” besok mau makan apa, dan juga pesan berbunyi memohon, “ Please help me, bla bla bla... ” Semua dikirim dalam tempo bergantian dengan pengirim yang berbeda pula. Senang ketika bisa menjawab dan menjadi problem solver bagi orang lain. Tapi di lain pihak terhibur juga oleh pesan-pesan sedikit “kurang penting” dari para pengirim. Setiap pesan yang mereka kirimkan pada kita memiliki varian berbeda dari mulai cara menulis, isi, dan pastinya tujuan. Pernahkah kita sejenak menganalisa tentang alasan mereka mengirimkan pesan tersebut (khusus) pada kita? Atau justru ke- geer -an karena merasa bahwa dia mengirimkan pesan singkat tersebut hanya pada kita, padahal ia mengirimkannya juga untuk orang banyak. Selalu ada hal-ha