Langsung ke konten utama

Postingan

ULANG TAHUN ITU "KEJAM"

Kali ini saya hanya ingin berbagi sebuah celetukan istimewa dari seorang kawan yang luar biasa. Bagi yang tidak berani untuk membaca, saya doakan suatu saat nanti Anda akan mau belajar untuk merenung. Tangga ini terus menanjak. Kecuramannya mulai berfluktuasi seiring dengan dinamika yang tampak di sekitaran. Berkali-kali kita diberi kesempatan untuk tetap hidup "istimewa", namun tanpa sadar berkali-kali pula kita melenggangkannya dengan sia-sia. Coba tengok berapa umur kita saat ini? Angka terus bertambah, kesempatan hidup tentunya semakin berkurang. Ekstrim memang ketika harus menyatakan sebuah kerisauan tentang sisa kesempatan itu. Namun inilah realitanya. Terkadang kita terlena oleh beragam ucapan selamat ulang tahun dan limpahan hadiah dari kerabat, namun sadar atau tidak bahwa itu hanyalah bumbu dalam sebuah perayaan, bukan bintang utama yang seharusnya tampil dalam momen baik hidup kita. Kita sebenarnya adalah orang-orang yang beruntung ketika selalu dibayangi keres
Postingan terbaru

GEGERKAN DUNIA DENGAN TULISAN

Hari-hari yang lalu sempat saya dikejutkan oleh beberapa pesan singkat berisi pertanyaan-pertanyaan yang sedikit memutar otak dan menjulingkan mata sebagai ekspresi keanehan. Dari mulai bertanya tentang apa makna hidup, bagaimana rasanya dikucilkan, hingga pertanyaan “konyol” besok mau makan apa, dan juga pesan berbunyi memohon, “ Please help me, bla bla bla... ” Semua dikirim dalam tempo bergantian dengan pengirim yang berbeda pula. Senang ketika bisa menjawab dan menjadi problem solver bagi orang lain. Tapi di lain pihak terhibur juga oleh pesan-pesan sedikit “kurang penting” dari para pengirim. Setiap pesan yang mereka kirimkan pada kita memiliki varian berbeda dari mulai cara menulis, isi, dan pastinya tujuan. Pernahkah kita sejenak menganalisa tentang alasan mereka mengirimkan pesan tersebut (khusus) pada kita? Atau justru ke- geer -an karena merasa bahwa dia mengirimkan pesan singkat tersebut hanya pada kita, padahal ia mengirimkannya juga untuk orang banyak. Selalu ada hal-ha

GALAU AKADEMIK? NO WAY!

Saat ini saya bukanlah mahasiswa baru yang kebingungan akan urusan akademik, bagaimana kuliah itu atau seperti apa sistem ujian dan penilaiannya. Namun, keheranan terhadap perubahan kurikulum di tiap semesternya benar-benar membawa sensasi lain yang ternyata masih sama, bingung. Mata kuliah berubah-ubah, dari mulai yang ada di bawah kendali jurusan, fakultas, hingga universitas. Pergantian nama dan penambahan serta pengurangan mata kuliah adalah kegiatan lain yang terus berjalan selama kurang lebih hampir tiga semester saya berkelut sebagai mahasiswi. Entah apa visi utama dari segala gubahan itu. Ritme satu angkatan ke angkatan yang lain memiliki perbedaan dalam hal bekal mata kuliah yang diambil, ini semua dikarenakan segala revisi kurikulum yang sungguh memusingkan. Ada mata kuliah yang berstatus wajib universitas dan secara otomatis harus diambil oleh kami. Namun, itupun masih mengundang tanya. Tahun ini Universitas mengambil kebijakan anyar bahwa kami wajib mengambil mata kuliah

MASA

Malam itu aku tertuntun dengan tanpa sadar oleh hawa yang tak pernah kurasa sebelumnya. Perlahan tapi pasti aku mulai langkahkan kaki pada anak tangga yang terasa menanjak dan jauh dari jangkauan. Semilir angin subuh semakin terdeteksi. Bertanya dalam hati apakah aku sudah berjalan sangat lama hingga subuhpun datang hampir menyongsong? Nafasku mulai terengah oleh dinginnya bisikan pohon dan tawa jangkrik yang masih terdengar walau sendu. Hati berdebar tak karuan. Bau itu semakin menyadarkanku akan memori lama yang mulai bisa kukubur bertahun lalu. Sayangnya aku tak ingat memori yang mana itu. Dimanakah aku? Terdamparkah aku? Tak tahan diri ini harus bergelut dengan untaian pertanyaan yang terus menderu dalam pikir. Tangga besi yang kunaiki ingatkanku pada deburan langkah kaki masa lalu. Dindingnya masih sama, bangku coklatnyapun masih sama. Jendela itu, ya jendela-jendela itu pun terlihat masih sama dan tak asing bagiku, langit-langitnya yang melengkung juga terlihat akrab oleh mataku.

MATA KITA BERBEDA

Melihat dengan mata tak sama halnya melihat dengan pikiran. Mata hanya menyuguhkan realita yang seolah tak mampu kita rubah. Melihat dengan pikiran adalah makna lain dari mencoba menghias sebuah kertas yang tampaknya sudah indah ataupun malah sebaliknya merusak yang sudah berantakan. Mata hanya akan membawamu pada segala hal yang ada di permukaan, tapi pikiran akan mendorong mata mengantarmu pada sebuah imajinasi. Imajinasi tak akan terbatas hanya pada apa yang kita lihat, tapi imajinasi akan selalu membawa kita pada gambaran yang tak pernah statis. Selalu berubah adalah sisi lain dari melihat menggunakan pikiran. Saat kau pejamkan mata yang ada hanya sunyi dan bukan gambaran yang sudah nyata. Memori mungkin menjadi salah satu unsur yang kita lihat saat mulai pejamkan mata. Memandang sekeliling sungguh bukan hal yang mudah. Kita terbiasa melihat banyak hal secara sekilas, itulah kelemahan mata. Orang-orang berjalan, mereka yang berkendara dengan tunggangannya, pelajar

SAMOSA YANG TERLEWAT

Samosa berminyak yang dibungkus sobekan kertas dari buku trigonometri. Apa yang Anda pikirkan dari potongan kalimat dalam novel Between Assassinations tersebut? Biasa saja? Tak ada yang spesial? Itulah mungkin pandangan orang pada umumnya akan arti dari kalimat di atas. Kita paham maknanya, namun kita tak mampu menggalinya, atau mungkin tak mau tau lebih jauh. Yang penting terbaca, itu sudah cukup. Masyarakat umum dengan latar belakang yang beragam punya sudut pandang yang hampir sama mengenai pengertian kalimat di atas. Hanya makanan bernama samosa dan dibungkus sobekan kertas. Begitu juga dengan saya. Namun beda halnya jika kita sodorkan kalimat ini pada antropolog. Mereka akan berpikir komplek tentang kalimat sederhana di atas. Mengkajinya secara lebih dalam. Apa makna dari samosa berminyak. Menjelaskan masyarakat yang manakah pembeli makanan berminyak ini. Menerangkan kondisi ekonomi yang seperti apakah konsumen makanan ini. Mengapa harus dibungkus dengan sobeka

BERSUNYI DALAM MALAM

Jemari menari menitikkan kata-kata yang dia sendiri tak paham tentang apa yang seharusnya ditorehkan. Hanya barisan huruf yang lama-lama tersusun menjadi kata baku tak baku. Inilah imajinasi. Imajinasi yang tersorot dari masih berfungsinya otak. Penuh gairah dan daya lamunan tak berdasar. Semua hanya kesenangan untuk saat ini. Lagi-lagi hanya untuk menemani si otak bekerja, lebih tepatnya membantu otak me- file kan segala macam rekaman dalam deretan kalimat. Ketika hari ini secara tak sadar belum memberikan kesan luar biasa, mungkin esok akan jadi titik balik di mana ini semua menjadi luar biasa atau apesnya di luar kebiasaan. Apa itu? Hanya diri sendiri yang akan merasakan nantinya. Perlukah dipikirkan? Perlu…agar semua tak berakhir di luar kebiasaan, tapi berdestinasi ke hal luar biasa. Semangat dan sukses untuk kita semua.